Home »
Inspirasi
» Hal-hal yang Hanya Dilakukan Seorang Jentelmen
Menjadi pria sejati itu bukan soal punya rumah, mobil, pakaian
berkelas, maupun hal-hal materiil lainnya. Menjadi jentelmen adalah
perihal sikap: bagaimana kamu bisa berlaku hingga semua orang yang
berinteraksi denganmu akan menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi
jentelmen adalah tentang membuat orang lain nyaman, tanpa rasa
keterpaksaan.
Jadi, kualitas seperti apa sajakah yang harus kita miliki supaya bisa menjadi seorang jentelmen yang sebenarnya?
1. Mereka Menghargai Setiap Orang
Banyak orang merasa bahwa dengan menghargai orang yang menarik
perhatian mereka, mereka sudah berlaku layaknya pria sejati. Tapi pria
sejati akan mampu bersikap sopan pada siapapun yang melintasi jalan
mereka, bahkan jika orang tersebut berpenampilan sekadarnya. Tak peduli
suku, agama, atau status orang tersebut di masyarakat, seorang pria
sejati akan sadar bahwa dia punya kewajiban untuk memperlakukan orang
itu sehormat-hormatnya.
2. Jujur dan Terbuka
Terkadang, kita merasa perlu memakai topeng dan menjadi
seseorang yang bukan diri kita hanya agar terlihat menarik di mata
orang lain. Tapi tidak dengan para jentelmen. Mereka jujur dan terbuka.
Cara mereka menjadi menarik adalah dengan setia pada jati diri mereka.
Pria sejati percaya bahwa dengan bersikap jujur dan terbuka, mereka
bisa menemukan pasangan dan sahabat yang tepat — orang-orang yang akan
bisa menerima mereka apa adanya.
3. Selalu Mendukung Mimpi dan Tujuan Pasangannya
Pria sejati adalah mereka yang hidup dengan impian dan tujuan mereka,
sekaligus mampu mendukung pasangannya untuk menggapai impian mereka.
Bahkan, walaupun impian itu sukar untuk dicapai. Mereka tak akan
menjatuhkan mental pasangannya dengan kalimat semacam “ah, kamu coba
ganti mimpimu, lah!”. Mereka tahu bahwa mereka justru harus mendorong
pasangannya untuk maju.
4. Mereka Tetap Berada di Samping Pasangannya, dalam Situasi Apapun
Hubungan manusia ada pasang surutnya. Seorang pria sejati tak akan
meninggalkan pasangannya begitu saja ketika terjadi konflik dalam
hubungan mereka. Mereka yang berjiwa ksatria selalu berusaha membina
hubungan dengan serius, dan menganggap konflik sebagai hal yang wajar
dan tak terhindarkan.
Seorang jentelmen juga tak akan melepaskan hubungan kala pasangannya
berada di kondisi terpuruk. Sebaliknya, ia akan bersedia
merengkuh pasangannya dan mengajaknya bangkit. “Kita akan melalui ini
bersama” adalah kalimat yang akan keluar dari mulutnya.
5. Tak Keberatan Diajak Berkompromi
Manusia tak bisa hidup sendiri. Dan hubungan sosial apapun pasti
melibatkan kompromi. Seorang jentelmen akan menyadari bahwa berkompromi
dengan pasangan adalah syarat mutlak untuk membina hubungan yang baik.
Oleh sebab itu, mereka bersedia untuk mempertimbangkan pendapat dan
kebutuhan pasangan, terlepas dari kebutuhan dan keinginan mereka
sendiri.
Mereka bukan manusia keras kepala yang menganggap bahwa sikap tak mau
mengalah adalah “ciri-ciri pria”. Sebaliknya, mereka tak ragu untuk
mempertimbangkan posisi pasangannya, dan mencari jalan tengah
bersama-sama.
6. Tahu Kapan Harus Mengaku Salah dan Meminta Maaf
Setiap manusia mempunyai ego, yang membuat kita rentan melakukan
kesalahan. Pria sejati akan berhenti keras kepala ketika waktunya tiba;
ia bersedia mengesampingkan egonya dan meminta maaf atas kesalahan yang
diperbuatnya.
7. Bersedia Menahan Pintu untuk Orang Lain di Belakangnya.
Suatu hari kamu berjalan beriringan dengan orang lain di depanmu
melewati suatu pintu (contoh paling gampang: pintu minimarket). Orang di
depanmu masuk terlebih dulu, lalu pintu itu terbanting tepat di depan
wajahmu. Bagaimana perasaanmu?
Bersedia menahan pintu untuk orang lain di belakang kita adalah
contoh sederhana dari sikap altruisme. Gestur simpel ini akan membuat
orang lain merasa dihargai dan seorang jentelmen akan dengan senang hati
melakukannya.
8. Mereka Feminis
Jangan alergi dulu dengan kata ‘feminis’ di sini. Feminisme pada
intinya hanyalah gerakan yang mengakui bahwa wanita adalah manusia.
Seorang jentelmen menghormati harkat dan martabat wanita
serta menganggap mereka punya kedudukan yang setara; mereka bukan
sekadar objek dan tak layak dipandang lebih rendah dari pria. Pria
sejati akan menghormati setiap wanita sebagaimana ia menghormati ibunya.
9. Mereka Tak Ragu untuk Membantu Orang Lain
Mereka yang jentelmen tak akan ragu untuk meminjamkan tangan pada
orang yang sedang membutuhkan, baik itu seseorang yang mereka kasihi
maupun orang yang asing sama sekali. Bukan berarti mereka harus
mendedikasikan seluruh waktu mereka buat membantu orang. Cukup dengan
menunaikan kebaikan yang tak diminta di saat yang tak disangka-sangka,
kamu akan bisa menjadi selayaknya “pria”.
10. Mereka Menomorsatukan Keluarga
Keluarga bisa berarti orang tua, pasangan, saudara, bahkan teman
dekat. Jentelmen selalu mengedepankan mereka semua di atas hal lainnya.
Dia tak akan meninggalkan orang tuanya yang sedang sakit untuk nongkrong
bareng teman-temannya. Dia tak akan asyik main game saat tahu teman
dekatnya sedang membutuhkan bantuan. Pria sejati akan menomorsatukan
mereka yang berada di dekatnya.
11. Lebih Banyak Bertindak Dibanding Bicara
Ya, pria sejati bukan sekadar pandai bicara: mereka mampu
mengejawantahkan ide-ide mereka ke dalam tindakan nyata. Bahkan, mereka
cenderung untuk lebih banyak bertindak daripada sekadar omong. Mereka
sadar bahwa bicara itu mudah. Mewujudkan omongan itu yang tak mudah.
12. Mereka Tak Mengklaim Dirinya sebagai ‘Cowok Baik’
Karena pria sejati merupakan orang yang tulus, mereka tidak akan
dengan sengaja memanfaatkan “kebaikan” hanya untuk menarik perhatian
wanita. Bagi kaum jentelmen, kebaikan adalah bagian dari diri mereka
sendiri, bukan bagian dari kepura-puraan untuk mendapatkan hati sang
pujaan.
Mereka paham paradoks kebaikan: orang yang baik tak akan mengklaim
bahwa dirinya baik. Makanya, seorang jentelmen tak akan pernah
menganggap dirinya orang yang jatmika. Mereka rendah hati, dan tahu diri
— dua kualitas yang begitu langka saat ini.
Menjadi jentelmen yang sesungguhnya itu tidak mudah. Tapi, dunia
bakal menjadi tempat yang jauh lebih baik jika ada lebih banyak orang
yang mengadopsi perilaku jentelmen dalam kehidupan sehari-hari. Yuk,
kita mulai dari diri sendir
Sumber : http://www.hipwee.com
0 comments:
Post a Comment